Engkau bukan apa
Engkau buta
Kau meraba
Segalanya bererti buatku..

Ketenangan
Kedamaian
Dua kata berselingkuh pendustaan..

Bukan Insan Jalanan

Takdir apa?
Hidup hanya berdusta
Tidak ada yang lebih ampuh
Melainkan raga yang terapuh

Ketentuan?
Hanya memperjudikan harapan
Jiwa berkobar
dengan sendu kepenatan
Bernafas dalam dilema kekalahan

Takdir dan waktu selalu begitu
Menjanji sesuatu yang pasti berlaku
Saat malaikat datang menghampiri
Aku sudah tak perduli

Tiada lagi belas kasihan
Aku bukan insan jalanan
Hari ini aku bangkit dari sejarah
Dan akan terus melangkah..

Sekali berarti, sesudah itu, mati!

Rumahku

Rumahku dari unggun-unggun sajak
Kaca jernih dari segala nampak

Kulari dari gedung lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan

Kemah kudirikan ketika senjakala
Dipagi terbang entah kemana

Rumahku dari unggun-unggun sajak
Disini aku berbini dan beranak

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
jika menagih yang satu

Ku tunggu ajal kan menjelang
Saat itu aku ikut berjuang..

Hidup

Terbayang waktu kelahiran, tika bermandi darah dan tangisan,
Dan jasa ibu yg tiada tandingan
Menghantar ke sekolah kehidupan
Hingga lewat usia remaja
Menjangkau alam dewasa
Hanya untuk disedarkan
Aku menjadi korban abad sialan..

Bidadari

Tuhan
Lakarkan aku bidadarimu
Supaya tak perlu aku mengingati perempuan itu.