Kau tahan derita
dengan air mata
Dalam diam kau tanggung segala duka
Apalagi aku yang terpaksa
melihatmu begitu
pilu
Ketabahanmu lebih memeritkan hatiku
Waktuku bertandang kau sambut dengan senyuman
Walhal dalam diam kau bertahan
Aku tidak lagi
berkata-kata
Kelu lidah dari
bicara
Dan ketika pergi
ku toleh perlahan-lahan
Ku lihat air matamu
bercucuran.
No comments:
Post a Comment